Akhir-akhir ini, ketika pandemi Corona melanda negeri ini, para guru mulai terbiasa dengan istilah Daring, dan Luring. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia istilah Daring artinya dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Sedangkan Luring artinya luar jaringan; terputus dari jejaring komputer. Kondisi sekarang ini sekolah-sekolah, harus ditutup, dan para peserta didik dilarang berkumpul dan masuk sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga sebagian besar sekolah harus melaksanakan pembelajaran secara Daring. Guru harus bekerja ekstra untuk mengubah pola mengajar yang sebelumnya dirancang secara Luring, harus dirubah menjadi Daring.
Dalam kenyataannya, saat ini
masih ada sebagian besar guru yang cara mengajar daring masih sama dengan
mengajar secara luring, sehingga Kegiatan belajar mengajar yang seharusnya
Daring, tapi rasa Luring. Sebagai
contoh guru teralalu banyak melakukan kegiatan mengajar dengan metode ceramah
di video conference, dimana seharusnya kegiatan video conference dilakukan
seefektif mungkin, karena melihat kondisi peserta didik yang berbeda-beda baik
kondisi sosial, jaringan internet, perangkat gadgednya dan lain-lain.
Ketika pandemi seperti ini,
seorang guru harus mempertimbangkan tugas
belajar apa yang diberikan kepada peserta didiknya, yang berbeda seperti
halnya dalam situasi normal, dengan mempertimbangkan fasilitas belajar di rumah
setiap peserta didik yang tidak sama dengan fasilitas belajar yang ada di
sekolah. Yang terpenting dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah peran
seorang guru untuk membuat peserta didiknya bersemangat untuk belajar, senang
untuk belajar, tidak tertekan baik fisik maupun psikisnya.
Salah satunya yaitu guru dalam
menyampaikan materi harus lebih kreatif, terutama dalam membuat media atau
bahan ajar, dan meluangkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan materi
pembelajaran, sehingga peserta didik akan tertarik untuk belajar, meskipun
tidak bertemu dengan gurunya. Pembelajaran yang efektif dan terencana juga
perlu dilakukan guru, karena keterbatasan waktu pembelajaran, sehingga harus
diatur langkah-langkah pembelajaran yang efektif dan detail sehingga materi
dapat tersampaikan dengan baik. Guru membuat prioritas materi pembelajaran,
yang akan dipelajari peserta didik secara daring tidak harus semua materi dari
silabus di sampaikan semuanya,sehingga peserta didik tidak akan di bebani
materi yang terlalu banyak.
Yang tidak kalah penting adalah
jangan terlalu banyak tugas kepada peserta didik, karena konsep belajar dirumah
berbeda dengan belajar di sekolah. peserta didik belajar dirumah agar terjaga
dari pandemi virus Covid-19, jangan sampai guru memberikan tugas yang dapat
meyebabkan peserta didik sibuk dengan tugas-tugas, atau bahkan menyebebkan
peserta didik harus keluar rumah untuk membuat tugas sekolahnya.
Kemampuan guru dalam memanfaatkan
teknologi, juga sangat mutlak harus dikuasai guru. Proses pembelajaran meskipun
disebut daring, tapi masih "rasa" nya masih konvensional / luring,
Keterbatasan kemampuan guru menggunakan teknologi untuk pembelajaran secara
online tidak bisa disulap hanya dengan latihan beberapa kali.
Dari semua hal yang dituliskan diatas, selain sekolah dan guru,
tidak dapat dipungkiri peran orang tua juga sangat penting demi kesuksesan pembelajaran secara daring, baik pendampingan,
pembimbingan dan penyediaan fasilitas belajar bagi peserta didik.
Artikel ini telah terbit di Suara Merdeka Rabu Kliwon 16 September 2020 disini
0 comments:
Post a Comment