Judul: “Etika dan Tanggung Jawab Bermedia Sosial bagi Siswa SMK”
Sragen, 11 Agustus 2025
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati Bapak/Ibu Kepala Sekolah, para guru, staf kependidikan, serta teman-teman siswa yang saya banggakan.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkan saya menyampaikan pidato dengan tema “Etika dan Tanggung Jawab Bermedia Sosial bagi Siswa SMK.”
Media sosial kini bukan sekadar sarana hiburan, melainkan ruang publik tempat gagasan, karya, dan reputasi pribadi bertemu.
Bagi kita, siswa SMK yang sedang menyiapkan diri memasuki dunia kerja dan berwirausaha, cara kita hadir di media sosial akan ikut membentuk citra profesional di mata guru, rekan, bahkan calon pemberi kerja.
Namun, sebagaimana dua sisi mata uang, media sosial menghadirkan peluang sekaligus tantangan.
Di satu sisi, media sosial membuka kesempatan untuk:
1. Membangun portofolio karya—video praktik, desain, proyek, atau inovasi;
2. Memperluas jejaring dengan komunitas industri;
3. Belajar mandiri melalui kanal edukasi;
4. Berwirausaha digital melalui pemasaran produk dan jasa.
Di sisi lain, kita perlu waspada terhadap:
1. Misinformasi dan hoaks yang menyesatkan;
2. Perundungan siber yang melukai martabat;
3. Jejak digital yang dapat memengaruhi masa depan;
4. Kebocoran data pribadi karena kelalaian;
5. Keseimbangan waktu yang terganggu akibat penggunaan berlebihan.
Teman-teman yang saya banggakan,
Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko, izinkan saya mengusulkan
empat prinsip etika digital yang dapat kita pegang:
1. Integritas: sampaikan informasi yang benar dan akurat; hindari plagiat serta cantumkan sumber karya.
2. Tanggung jawab: pahami konsekuensi setiap unggahan—kata, gambar, maupun komentar—karena semuanya merekam siapa diri kita.
3. Empati: hargai perbedaan, hindari ujaran kebencian, dan pilih diksi yang santun.
4. Kehati-hatian: lindungi data pribadi, atur privasi akun, dan pikirkan dampak jangka panjang sebelum membagikan konten.
Sebagai panduan praktis, mari terapkan langkah “Saring sebelum Sharing” dengan kerangka 3C:
1. Content (Isi): Apakah isi unggahan benar, bermanfaat, dan pantas?
2. Context (Konteks): Apakah sesuai tempat, waktu, dan audiens?
3. Consequence (Konsekuensi): Apa dampak bagi diri sendiri, orang lain, dan sekolah?
Selain itu, berikut lima kebiasaan bijak yang dapat mulai kita lakukan hari ini:
1. Perkuat keamanan akun: gunakan kata sandi kuat dan aktifkan autentikasi dua langkah.
2. Verifikasi informasi: cek sumber, tanggal, dan konsistensi data sebelum membagikan.
3. Jaga sopan santun digital: gunakan bahasa yang santun, hindari menyebarkan aib atau konflik.
4. Kelola waktu layar: tetapkan jadwal, prioritaskan belajar, praktik, dan istirahat.
5. Bangun personal branding positif: unggah karya, proses belajar, dan capaian yang mencerminkan kompetensi SMK.
Hadirin yang saya hormati,
Siswa SMK dikenal terampil, adaptif, dan siap kerja. Mari tunjukkan bahwa keterampilan tersebut juga tercermin dalam etika kita di ruang digital. Jadikan media sosial sebagai etalase kompetensi dan jembatan kesempatan, bukan sumber masalah.
Menjelang penutup, izinkan saya mengajak kita semua membuat komitmen sederhana:
1. Saya akan berpikir sebelum mengunggah.
2. Saya akan menghormati orang lain dalam setiap interaksi digital.
3. Saya akan menggunakan media sosial untuk berkarya dan membawa manfaat.
4. Saya akan menjaga nama baik diri, keluarga, dan sekolah.
Semoga Allah SWT memudahkan niat baik kita, serta menjadikan kita generasi digital yang cerdas, berakhlak, dan berdaya saing.
Demikian yang dapat saya sampaikan.
Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu dan teman-teman semua.
Mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera